TELITI SEBELUM MEMBELI
KEPUTUSAN KONSUMEN SEBELUM MEMBELI PRODUK SEPATU
Pemilihan produk adalah hal yang paling krusial
dan menentukan apakah anda bisa menghasilkan uang dari produk yang anda
pasarkan. Jangan sampai memilih produk yang anda tidak tahu fitur produk
tersebut, manfaatnya untuk pembeli, keunggulan produk tersebut dibandng produk
pesaing.
Salah satu akibat salah memilih produk adalah
anda tidak akan bisa memilih kata-kata yang tepat dan persuasif di dalam review
yang anda tulis. Setiap bidang terkadang memiliki istlah-istilah tersendiri
yang dkenal baik oleh komunitasnya. Bila anda salah memilih kata-kata gara-gara
anda tidak mengenal dengan baik produknya maka dapat dipastikan anda akan gagal
meyakinkan pengunjung untuk membeli karena anda dianggap bukan orang yang
kompeten memberkan rekomendasi produk.
Salah satu cara terbaik untuk mengenal suatu
produk adalah dengan membeli dan memakainya langsung.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
1. Keluasan pengambilan
keputusan ( the extent of decision making)
Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari
pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses
kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain,
sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen
dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
2. Dimensi atau proses
yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang
rendah.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi
adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan
kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi
konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus,
untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan
energi khusus dari konsumen.
Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah
dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan
psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi
konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk
mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan
pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a
limited process of decision making”.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
Empat Tipe Proses
Pembelian Konsumen :
1. Proses “ Complex
Decision Making “
Terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi
pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli
sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil.
Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk
mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan
kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera
elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan.
Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep
perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan
untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand
Loyalty “
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari
pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit
atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh
pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam
setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket
karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang
dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian
yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak
penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
3. Proses “ Limited
Decision Making “
Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan
walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka
hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen
membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang
biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek
lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek.
Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi.
Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam
toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti
merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi
akan melakukan apabila resikonya minimal.
4. Proses “ Inertia “
Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah
dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek
yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada
waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian
informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat
bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek
hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada
perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas
tisu.
Pengambilan Keputusan
Yang Kompleks
Untuk memahami keputusan yang komplek maka perlu
dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk.
Kondisi keterlibatan
konsumen akan suatu produk, apabila produk tersebut adalah :
1.
Penting bagi konsumen
karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status.
2.
Memberikan daya tarik
yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen
model pakaian.
3.
Mengandung resiko
tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk
pembelian komputer.
4.
Mempunyai ketertarikan
emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru.
5.
Dikenal dalam kelompok
grupnya atau “ badge “ value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket
kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci.
Tipe Keterlibatan :
Situational involvement. Terjadi hanya dalam
situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan.
Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk
pekerjaan.
Enduring involvement, terus menerus dan lebih
permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam
kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya
ketertarikan pada baju.
Baik enduring maupun situational involvement
merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang kompleks. “Badge” value
adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan
yang menetap.
Penelitian dalam
penagambilan keputusan meliputi lima tahap :
1) Penetapan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi terhadap pilihan
4) Pemilihan
5) Hasil dari pilihan
1) Penetapan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi terhadap pilihan
4) Pemilihan
5) Hasil dari pilihan
Perilaku konsumen merupakan suatu karakteristik
tertentu, pola pikir, cara pandang ataupun budaya yang ada dalam suatu
masyarakat dalam suatu segmen tertentu. Berkaitan dengan hal ini perusahaan
hendaknya memahami perilaku konsumen dalam pembelian suatu produk tertentu.
Pendapat para ahli bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan
proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau
jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi lingkungan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang
berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
Disini perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian pada suatu produk
sepatu. Konsumen dalam menentukan keputusan dalam pembelian ada beberapa proses
yang mendasari pengambilan keputusan yaitu :
1. Pengenalan masalah (problem recognition) konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa ada pengenalan masalahyang muncul, konsumen tidak dapat menentukan suatu produk yang akan dibeli kali ini produk sepatu.
2. Pencarian informasi (information scure) setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Pencarian informasi dapat berasal dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal)
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
1. Pengenalan masalah (problem recognition) konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa ada pengenalan masalahyang muncul, konsumen tidak dapat menentukan suatu produk yang akan dibeli kali ini produk sepatu.
2. Pencarian informasi (information scure) setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Pencarian informasi dapat berasal dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal)
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam individu. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, dia akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang menyenangkan sebagai wujud dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan sesuatu yang fundamental yang mendasari perilaku konsumen. Tanpa mengetahui kebutuhan konsumen tidak mungkin dapat memahami perilaku konsumen. Kebutuhan konsumen mengandung elemen dorongan biologis, psikologis dan sosial.
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam individu. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, dia akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang menyenangkan sebagai wujud dari rasa puasnya.
Kebutuhan merupakan sesuatu yang fundamental yang mendasari perilaku konsumen. Tanpa mengetahui kebutuhan konsumen tidak mungkin dapat memahami perilaku konsumen. Kebutuhan konsumen mengandung elemen dorongan biologis, psikologis dan sosial.
Factor-faktor yang mempengarui Terdapat 4 faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Suatu keputusan dalam membuat keputusan pembelian dalam suatu produk sepatu ada beberapa yang sering ada pada diri konsumen sebelum melakukan pembelian pada produk sepatu yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan, disini konsumen mengenali sebuah kebutuhan yang ingin dia capai disini konsumen difokuskan kepada suatu produk sepatu. Disini konsumen akan mencari sepatu jenis apa dan model apa yang ia butuhkan.
2. Pencarian informasi, disini konsumen akan mencari informasi yang bersifat komersial yaitu dari iklan maupun dari pihak teman sang calon konsumen. Disini konsumen akan mencari tahu informasi tentang produk sepatu tertentu dan yang mana yang memiliki kualitas baik dan tahan lama disini juga konsumen akan mencari tahu informasi tentang harga produk sepatu tersebut. Dan mencari tahu informasi tentang jenis dan model yang sedang trend dipasaran, disini konsumen akan mencari tahu informasi yang sangat akurat.
3. Pengevaluasian alternative disini konsumen akan mencari merek merek alternative jika merek yang pihak konsumen ingin kan memiliki harga yang cukup tinggi dan tidak cukup dengan keuangan konsumen disini biasanya konsumen akan mencari merek-merek alternative merek yang sama persis dengan jenis dan bentuk yang konsumen inginkan, jika keuangan tidak memadai.
4. Keputusan pembelian setelah proses yang sebelumnya sudah dilakukan konsumen dalam mencari produk sepatu yang diingikan disinilah keputusnya dalam hal membeli produk sepatu tersebut dengan klasifikasi merek-merek yang sudah di cari tahu dan informasi harganya.
5. Perilaku setelah pembelian disini konsumen akan merasakan kepuasan jika produk sepatu yang ia beli sangat memuaskan dan memiliki kinerja yang baik pada produk sepatu tersebut, misalnya awet tahan lama, kuat, dll.
Selain itu keputusan konsumen kadang dipengarui sebuah motivasi untuk membeli suatu produk sepatu tersebut, dan ada juga dorongan dari pihak eksternal atau pihak teman yang sudah merasakan produk sepatu tersebut jika informasi tidak diingin maka keputusan pembelian akan sedikit tergangu karena keputusan pembelian
Kesimpulan
sebuah keputusan dalam pembelian suatu produk sepatu sangat bergantung pada kebutuhan dan sumber informasi dan pihak external maupun internal juga sangat berpengaruh dalam hal keputusan pembelian produk sepatu tersebut disini akan menjadi keputusan yang sangat sulit karena ada nya promosi dan diskon yang sangat tinggi dan tuntutan kebutuhan atau trend tentang produk sepatu selepas itu pihak eksternal juga mampu menpengarui pembelian dari informasi yang diberikan setelah pemakaian produk sepatu merek tertentu disini juga konsumen sebelum melakukan keputusan dalam membeli suatu produk sepatu juga ada alternative yang dapat ia pilih yaitu merek-merek yang lain yang sama bentuk dan jenis yang diinginkan jika keuangan kurrang mencukupi untuk membeli salah satu merek yang di inginkan.
1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Suatu keputusan dalam membuat keputusan pembelian dalam suatu produk sepatu ada beberapa yang sering ada pada diri konsumen sebelum melakukan pembelian pada produk sepatu yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan, disini konsumen mengenali sebuah kebutuhan yang ingin dia capai disini konsumen difokuskan kepada suatu produk sepatu. Disini konsumen akan mencari sepatu jenis apa dan model apa yang ia butuhkan.
2. Pencarian informasi, disini konsumen akan mencari informasi yang bersifat komersial yaitu dari iklan maupun dari pihak teman sang calon konsumen. Disini konsumen akan mencari tahu informasi tentang produk sepatu tertentu dan yang mana yang memiliki kualitas baik dan tahan lama disini juga konsumen akan mencari tahu informasi tentang harga produk sepatu tersebut. Dan mencari tahu informasi tentang jenis dan model yang sedang trend dipasaran, disini konsumen akan mencari tahu informasi yang sangat akurat.
3. Pengevaluasian alternative disini konsumen akan mencari merek merek alternative jika merek yang pihak konsumen ingin kan memiliki harga yang cukup tinggi dan tidak cukup dengan keuangan konsumen disini biasanya konsumen akan mencari merek-merek alternative merek yang sama persis dengan jenis dan bentuk yang konsumen inginkan, jika keuangan tidak memadai.
4. Keputusan pembelian setelah proses yang sebelumnya sudah dilakukan konsumen dalam mencari produk sepatu yang diingikan disinilah keputusnya dalam hal membeli produk sepatu tersebut dengan klasifikasi merek-merek yang sudah di cari tahu dan informasi harganya.
5. Perilaku setelah pembelian disini konsumen akan merasakan kepuasan jika produk sepatu yang ia beli sangat memuaskan dan memiliki kinerja yang baik pada produk sepatu tersebut, misalnya awet tahan lama, kuat, dll.
Selain itu keputusan konsumen kadang dipengarui sebuah motivasi untuk membeli suatu produk sepatu tersebut, dan ada juga dorongan dari pihak eksternal atau pihak teman yang sudah merasakan produk sepatu tersebut jika informasi tidak diingin maka keputusan pembelian akan sedikit tergangu karena keputusan pembelian
Kesimpulan
sebuah keputusan dalam pembelian suatu produk sepatu sangat bergantung pada kebutuhan dan sumber informasi dan pihak external maupun internal juga sangat berpengaruh dalam hal keputusan pembelian produk sepatu tersebut disini akan menjadi keputusan yang sangat sulit karena ada nya promosi dan diskon yang sangat tinggi dan tuntutan kebutuhan atau trend tentang produk sepatu selepas itu pihak eksternal juga mampu menpengarui pembelian dari informasi yang diberikan setelah pemakaian produk sepatu merek tertentu disini juga konsumen sebelum melakukan keputusan dalam membeli suatu produk sepatu juga ada alternative yang dapat ia pilih yaitu merek-merek yang lain yang sama bentuk dan jenis yang diinginkan jika keuangan kurrang mencukupi untuk membeli salah satu merek yang di inginkan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar